Jumat, 29 Mei 2009

Virus

VIRUS DAN VIRUS


Suatu hari salah seorang teman saya duduk-duduk di sebuah warung kopi, sambil menikmati secangkir kopi manis plus susu. Rupanya dia sedang asyik membaca koran. Setelah beberapa saat ia pun bergumam: "Ada-ada saja di zaman moderen ini, makin canggih zaman ini makin canggih pula virusnya....!". Rupanya dia tertarik membaca tentang virus-virus yang sedang melanda di beberapa negara di dunia, termasuk yang terakhir virus pada babi. Seorang yang sudah agak tua membalikkan badannya sambil merapikan kaca matanya ikut ambil peran untuk bicara. "Ya mau apa lagi, ini musibah, yang sudah menjadi takdir dari Allah, kita harus tabah dan tawakkal dalam perkara ini, juga harus berusaha untuk menghindarinya. Antisipasi.!". Demikian katanya sambil bersandar di kursi tempat duduknya, menanggapi komentar teman saya ini.
Teman saya yang mendapat tanggapan seperti itu agaknya kurang puas, sepertinya ada yang lebih mendalam dipikirkannya. Setelah diam beberapa saat ia pun mulai bicara lagi. "Ya memang itu takdir Allah, tapi virus-virus yang bergentangan itu kan tidak serta merta Allah turunkan, pasti ada sebabnya.... Biasanya Allah menurun kan suatu musibah pasti karena sesuatu.!" tambahnya lagi.
"O maksud mu ini ada hubungannya dengan keadaan ummat manusia sekarang? Yang sudah mulai jauh dari agama? Memang bisa saja benar apa yang kamu katakan itu, sudah sangat banyak kesalahan manusia, dan sudah banyak pula teguran-teguran yang Allah berikan tapi kebanyakan manusia tidak menggubrisnya, sepertinya kiamat makin dekat saja. Manusia zaman sekarang tidak melihat siapa yang menurunkan bala atau musibah itu tapi lebih melihat kepada musibah apa dan bagaimana bentuknya, mereka takutnya kepada musibahnya, tidak takut kepada siapa yang menurunkan musibah itu yaitu Allah Swt. Begitulah adanya". Kata pak tua.
Teman saya mendengar dengan seksama, sambil berangguk-angguk memperhatikan ucapan pak tua, kemudian ia pun bertanya: "Lalu, menurut bapak bagaimana kita menyikapi permasalahan ini?".
Mendapat pertanyaan semacam ini, pak tua hanya tersenyum lembut. Lalu ia mengambil korek api untuk menyulut rokok Gudang Garam Merah-nya yang sudah padam, selanjutnya ia mengisapnya kuat-kuat. Sambil terbatul-batuk kecil ia pun menjawab pertanyaan teman saya tadi. "virus itu ada penangkalnya juga ada obatnya".
Teman saya tampak bingung dan semakin bingung dengan jawaban ini, ia pun melanjutkan pertanyaannya. "Lho pak, bukankah yang namanya virus itu tidak bisa diobati lagi? Karena setahu saya kalau ada orang terkena virus biasanya sudah tidak ada harapan sembuhnya?".
Pak tua mendehem kecil, ia pun lalu mengambil cangkir kopinya dan meminum isinya, sambil menatap lekat ke arah anak muda di hadapannya, ia pun balik bertanya. "Anak muda!. Kamu punya Handphone kan? Kalau handphone kamu terkena virus, pastinya kamu akan ke tempat servis hp untuk menghapusnya, kan? Begitu juga dengan virus itu". Kata pak tua menguraikan penjelasannya.
"Jadi, virus seperti itu dapat di delet juga toh". Sela teman saya.
Pak tua tampaknya akan melanjutkan, tapi seseorang datang mendekat ke arahnya sambil mengulurkan tangannya, sedangkan di bibirnya terselip sebatang rokok, rupanya dia minta api rokok pada pak tua. Setelah selesai, pak tua meneruskan ucapanya. "Ya. Virus.-virus bisa di delet, di mov, atau dilemahkan".
Dengan mimik penuh perhatian teman saya menyimak penuturan pak tua, lalu ia teman saya berkata pula, "Pak, kalau virus-virus di hp itu ada yang dibuat, dikirim oleh pembuat virus atau hackers atau lainnya, dia juga membuat anti virusnya dan menjualnya, dia dapat uang. Lalu kalau virus-virus ini apa ada kemungkinan seperti itu? Dibuat oleh 'mereka-mereka', disebarkan lalu mereka menawarkan anti-virusnya?".
Pak tua menatap lagi ke arah tema saya. Sementara di mesjid, azan berkumandang, lalu ia bangkit dan membetulkan kain sarungnya. Ia memandang keluar ke arah sebuah mobil tangki minyak yang parkir. Ia pun menjawab, "Kalau yang ini bapak tidak bisa menjawabnya, karena bapak benar-benar tidak tau, coba anak muda tanyakan pada yang lebih mengerti". Kata pak tua menyudahi dialog sore itu. Lalu ia mengajak teman saya tadi pergi ke mesjid. Ia berjalan lebih dahulu sementara teman saya mengikuti dari belakang dengan persoalan yang belum terjawab.


Tulisan Lainnya...

Kitab Melayu
warisan-pusaka

Saksi Untuk Berbagai Kasus

Tulisan Mukhlisuddin Lamlo

Kepemimpinan Dalam Shalat_Oleh: Tgk Mukhlisuddin

Forum Aneuëk Lamlo
IKLAN MINI
Bagi anda yang berada di kawasan Lamlo dan sekitarnya. Bila anda membutuhkan pulsa hubungi Dunia Cell

Tidak ada komentar:

Posting Komentar